Wednesday 16 October 2013

Non-Contact Thermometer Dengan Menggunakan Radiasi Inframerah

08:55

Setelah sebelumnya telah dibahas tentang sensor temperature Thermocouple, kali ini penulis akan berbagi pengetahuan tentang sensor temperature dengan system radiasi inframerah. perbedaan sensor jenis ini dengan sensor2 temperature lain salah satunya adalah dari cara kerja sensor, yang mana sensor jenis ini dapat mengukur temperature tanpa melakukan kontak langsung terhadap objek/target. Sensor ini sering juga disebut Pyrometer.
Thermometer IR ( Infrared Radiation/radiasi inframerah ) dapat dibandingkan dengan mata manusia. Lensa mata merupakan optik yang mana radiasi (jalur foton) dari objek mencapai fotosensitif lapisan (retina) melalui atmosfer diubah menjadi sinyal yang dikirim ke otak.

Keuntungan Menggunakan Thermometer IR
1.    Dapat melakukan pengukuran secara cepat.
2.    Bisa melakukan pengukuran untuk target bergerak.
3.    Pengukuran dapat diambil dari benda-benda berbahaya atau fisik tidak dapat diakses (tegangan tinggi    bagian, pengukuran jarak yang besar).
4.    Pengukuran dapat dilakukan di suhu tinggi (lebih dari 1300 ° C).
5.    Tidak ada gangguan, tidak ada energi yang hilang dari sasaran.

Prinsif Kerja

Optik dari thermometer mendeteksi energi inframerah yang telah dikumpulkan dan difokuskan pada detektor dan diterjemahkan ke dalam bentuk informasi suhu yang dapat dibaca di display. 


Gambar 1. Ilustrasi pengukuran temperature dengan IR

Hal yg perlu diperhatikan
1.      Targetnya harus terlihat termometer IR. Tingkat debu atau asap  yang tinggi membuat pengukuran kurang akurat.
2.      Optik sensor harus dilindungi dari debu dan kondensasi cairan.
3.      Biasanya, hanya suhu permukaan dapat diukur.

Objek/Target

Setiap bentuk materi dengan temperatur (T) di atas nol absolut memancarkan radiasi inframerah sesuai dengan keadaan suhu. Ini disebut karakteristik radiasi. Penyebab dari hal ini adalah pergerakan molekul. Intensitas gerakan ini tergantung pada suhu objek. Karena gerakan molekul merupakan perpindahan muatan, radiasi elektromagnetik (foton partikel) dipancarkan. Foton bergerak dengan kecepatan cahaya dan berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip optik yang dikenal. Foton dapat dibelokkan, difokuskan dengan lensa, atau dipantulkan dari permukaan reflektif. Spektrum radiasi ini panjang gelombangnya berkisar  0,7-1000 µM. Untuk alasan ini, radiasi ini biasanya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Daerah ini terletak dalam area merah dari cahaya tampak dan karena itu disebut "infra"-red.

Gambar 2. Gelombang elektromagnetik 0.7 sampai 14 µm

Gambar 3. Kaitan Radiasi karakteristik hitam dengan Temperature

Gambar. 3 menunjukkan bentuk tipe radiasi pada temperatur yang berbeda. Seperti ditunjukkan, pada suhu tinggi terlihat masih memancarkan sejumlah kecil radiasi. Inilah sebabnya mengapa setiap orang dapat melihat benda bersinar dari merah menjadi putih  pada suhu yang sangat tinggi (di atas 600 ° C). Teknologi pengukuran inframerah didasarkan pada hal ini. Radiasi maksimum bergerak ke arah panjang gelombang yang lebih pendek sebagai  target  kenaikan suhu, dan kurva tidak tumpang tindih pada temperatur yang berbeda. Energi dalam rentang panjang gelombang (di bawah kurva masing-masing) meningkat ke daya 4 dari suhu (T4). Hubungan ini diakui oleh Stefan dan Boltzmann pada 1879 yang menggambarkan bahwa suhu dapat diukur dari sinyal radiasi.
Termometer IR harus diatur  untuk  memungkinkan jangkauan terluas dalam mendapatkan energi (sesuai dengan area di bawah kurva) atau sinyal dari target. Namun, dalam  beberapa kasus hal ini tidak selalu  menguntungkan. Misalnya, pada Gambar. 3  intensitas radiasi meningkat pada 2 µM lebih banyak  ketika suhu meningkat dibandingkan pada saat  10 µM. Perbedaan radiasi yang lebih besar per perbedaan suhu, maka IR semakin akurat dalam bekerja. Menurut perpindahan radiasi panjang gelombang yang maksimum ke  yang lebih kecil dengan diikuti kenaikan suhu (Pemindahan Wien), rentang panjang gelombang memiliki sifat yang sama  dengan rentang pengukuran suhu pada pyrometer.
Pada suhu rendah, termometer IR bekerja di 2 µM dan akan berhenti pada suhu di bawah 600 °dan energi radiasinya terlalu sedikit. Alasan suatu perangkat memiliki rentang panjang gelombang yang berbeda-beda  adalah pola emisivitas dari beberapa bahan yang dikenal sebagai “non-gray bodies” (kaca, logam, dan film plastik). Gambar. 3 menunjukkan bahan yang ideal, Yang disebut "blackbody". Hubungan antara energi pemancar yang nyata dan blackbody dikenal sebagai ε emisivitas (epsilon) dimana nilai maksimalnya adalah  1 (sesuai blackbody  yang ideal) dan nilai minimalnya adalah 0. Bahan dengan emisivitas yang kurang dari 1 disebut gray bodies. Bahan yang  emisivitas juga tergantung pada suhu dan panjang gelombang disebut non-gray bodies. Jadi, jumlah dari pemancaran  yang terdiri dari penyerapan (A), refleksi (R) dan transmisi (T)  sama dengan satu.
perhatikan gambar berikut!.

A+R+T=1

Gambar 4. Sensor juga menerima radiasi yang dipantulkan dan juga radiasi yang melewati sasaran.

Bahan yang  padat tidak memiliki transmisi dalam rentang inframerah (T = 0). Menurut hukum Kirchoff Diasumsikan bahwa semua radiasi yang diserap oleh bahan yang menyebabkan peningkatan suhu dan kemudian dipancarkan oleh bahan ini.
Hasil  untuk penyerapan dan pemancaran adalah  A<=>E = 1-R .
Untuk blackbody  ideal juga tidak memiliki reflektansi (R = 0), sehingga E = 1.
Banyak non-logam bahan seperti kayu, plastik, karet, bahan organik, batu, atau beton memiliki permukaan yang hanya bisa sedikit memantulkan dan memiliki emisivitas tinggi antara 0,8 dan 0,95. Sebaliknya, logam  yang memiliki permukaan yang mengkilap memiliki emissivities di sekitar 0,1. Termometer IR mengganti ini dengan menawarkan pilihan variabel untuk menetapkan faktor emisivitas. perhatikan gambar berikut.

Gambar 5. Specific emission at different emissivities

Detektor

Detektor merupakan bentuk inti dari termometer IR. Detektor mengubah radiasi inframerah yang diterima menjadi sinyal listrik, yang kemudian dipancarkan sebagai nilai suhu oleh sistem elektronik. Detektor inframerah dibagi ke dalam 2 kelompok besar: Quantum detektor dan detektor termal. Detektor Quantum (dioda) berinteraksi langsung dengan foton, sehingga menghasilkan pasangan elektron dan menyebabkan sinyal listrik. Detektor termal mengubah suhu mereka tergantung pada dampak radiasi. Detektor Thermal jauh lebih lambat daripada detektor kuantum karena pemanasan diri diperlukan. Quantum detektor selalu digunakan untuk sistem pencitraan dan scanner baris.

Menentukan Emisivitas

Ada berbagai metode untuk menentukan emisivitas suatu benda. Pertama, emisivitas bahan yang sering duganakan dapat ditemukan dalam tabel emisivitas. Tabel emisivitas juga membantu menemukan rentang panjang gelombang yang tepat untuk bahan tertentu serta alat pengukurnya yang tepat. Terutama dalam kasus logam, nilai-nilai dalam tabel tersebut hanya boleh digunakan untuk tujuan tertentu dimana kondisi permukaan (misalnya dipoles, teroksidasi atau ditingkatkan) dapat mempengaruhi emisivitas lebih dari bahan itu sendiri. Hal ini juga dapat dimungkinkan menentukan sendiri emisivitas bahan tertentu menggunakan metode yang berbeda. Untuk melakukannya  dapat menggunakan  pyrometer dengan kemampuan pengaturan emisivitas.

Optik & Window

Sistem optik dari sebuah thermometer IR mengambil energi inframerah yang dipancarkan dari tempat  pengukuran secara melingkar dan memfokuskannya pada detektor. Target harus benar-benar mengisi tempat ini, jika tidak termometer IR akan "melihat" suhu radiasi lainnya dari latar belakang, sehingga membuat nilai yang terukur tidak akurat.


Gambar 6. Target harus mengisi tempat yang akan diukur

Resolusi optik didefinisikan sebagai hubungan antara jarak antara alat pengkur dari target dan diameter dari tempat pengukuran (spot) (D: S).


Gambar 7. diagram optik sensor inframerah. Pada jarak 130 mm dengan diameter tempat 33 mm memberikan rasio sekitar 4:1

Pyrometer sering dilengkapi dengan teleskop dan  laser di depan perangkat. Sinar laser memungkinkan pengguna untuk pengukuran yang lebih cepat dan tepat. Penggunaan laser  sangat berguna untuk pengukuran benda yang bergerak atau  dalam kondisi cahaya yang redup.
Penggunaan laser dalam pengukuran terbukti secara efektif membantu mengarahkan pengukuran infrarmerah secara tepat kepada  obyek pengukuran. Aplikasi yang merupakan penggabungan teleskop dengan laser sangat berguna untuk penentuan daerah pengukuran ketika optik ditujukan untuk benda-benda terang (pada suhu yang tinggi) atau untuk membuat pengukuran di area yang memiliki pechayaan yang tinggi atau dalam jarak jauh.

Ringkasan

Seperti halnya dengan kamera, kinerja optik, menentukan berapa ukuran target yang  dapat dilihat atau diukur. Rasio jarak (jarak dari objek: diameter spot) merupakan ciri kinerja optik dalam alat pengukuran IR. Tempat proyeksi harus terisi penuh untuk menghasilkan target pengukuran yang tepat. Agar lebih mudah, optik dilengkapi dengan laser pointer. Jika jendela pelindung antara alat ukur dan target diperlukan, bahan untuk jendela harus dipilih dengan tepat. Dalam kasus ini, rentang panjang gelombang dan kondisi operasi yang dimainkan memiliki peran yang signifikan.

Sumber: Raytek

Semoga Bermanfaat....


Written by

"Electronics Indutry, Technology, Sains, Computer, Others.

0 comments:

Post a Comment

PPC Iklan Blogger Indonesia

 

© 2013 Smart Chameleon . All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top